Berikut tips yang saya berikan, mudah-mudahan
dapat membantu.
1.
1. Pilih dosen pembimbing sesuai dengan tema yang
dipilih
Untuk kajian
keilmuan dosen lebih spesifik dalam keilmuannya dari pada guru, hal ini dapat
dimaklumi karena semakin tinggi level pendidikan S1,S2, S3 semakin mengkerucut
pula kajian ilmunya. Ini dapat diartikan
bahwa setiap dosen memiliki kepakaran dalam bidang tertentu, misalnya saja Ilmu
Komputer dengan konsentrasi data mining, softcomputing, biometric. Dengan konsentrasi ini dosen bersangkutan
memahami betul bagaimana algortima-algoritma yang terdapat dalam data mining,
bagaimana menerapakannya serta dibidang- bidang apa saja menerapakan konsep
tersebut. lain halnya jika seorang dosen
dengan konsentrasi biometrics, hal ini merupakan kajian keilmuan dalam
memanfaatkan indra dalam manusia agar dapat diterapkan dilapangan dengan
perhitungan komputasi. Sebagai contoh
sidik jari yang digunakan tim gegada untuk melacak pelaku pembom disuatu tempat
dengan bantuan ahli IT biometrics tentunya.
Jadi hendaknya mahasiswa dapat dengan cermat dan bijak memilih dosen
pembimbingnya bukan karena factor suka maupun tidak suka.
2. 2. Pilih dosen yang mempunyai cukup waktu untuk
anda
Dosen adalah
profesi mulia yang menuntut kepakaran dan keprofesionalan didalamnya, betapa
tidak banyak dosen yang hanya mengejar SKS semata untuk menambah income atau
menambah income dengan proyek pengabdian masyarakat dengan bantuan pemerintah
maupun swasta. Jika anda mendapat dosen
yang super sibuk dengan kedua hal tersebut (sibuk SKS dan proyek), maka dapat
dipastikan proses bimbinganpun kurang begitu maksimal. Terkadang antara dosen dengan mahasiswa sudah
terjadi kesepakatan untuk bertemu, tetapi karena kesibukan dosen pada saatnya
maka bimbingan dapat dibatalkan. Tetapi
jika anda memilih dosen yang cukup waktunya dalam membimbing anda, maka saya
pastikan anda akan cepat selesai dalam penelitiannya dibandingkan dengan
mendapat dosen yang super sibuk. Bahkan
dosen tersebut dikarenakan waktunya cukup memadai, dapat memberikan
masukan-masukan yang mungkin dari biasayanya.
Misalnya waktu bimbingan hanya 2 jam, tetapi terkadang jika mahasiswa
mengajak dosen tersebut untuk sedikit membahas penelitian dosen tersebut tidak
sungkan untuk memberikan masukan meskipun sambil makan di kantin.
3. 3. Kelebihan dan kekurangan dosen senior dan dosen
junior
Dosen senior
dengan dosen junior yang membedakan hanya pada pengalaman yang dilaluinya. Semakin
banyak dosen tersebut membimbing mahasiswanya, maka pengetahuannya pun semakit
banyak yang dapat ditularkan pada mahasiswa bimbingannya. Terkadang ilmu diperoleh dari mahasiswa
bimbingannya, hal ini bias dimaklumi karena seseuai dengan sabda Rasullah SAW
“bahwa barangsiapa mengajarkan ilmu pada oranglain, maka akan bertambah dan
bertambah dan orang tersebut akan diangkat beberapa derajat atau
dihormati”. Dosen senior biasanya
merupakan dosen tetap dengan jabatan lektor atau lektor kepala dengan golongan
diatas VI A dengan gelar akademik Doktor bahkan Professor sedangkan dosen yunior
biasanya asisten ahli dengan golongan III B dengan gelar Magister. tetapi dosen yunior memiliki kelebihan yakni
waktu luangnya yang agak banyak dibandingkan dengan dosen senior, hal ini tentu
saja membuka peluang pada mahasiswa untuk dapat intensif dalam melakukan
bimbingan dibandingkan dosen senior yang biasanya sibuk ngisi seminar,
penelitian, proyek dll.
4. 4. Turuti dan laksanakan apa yang diinginkan dosen
pembimbing
Dosen merupakan
pribadi yang memiliki keunikan masing-masing, terkadang ada dosen yang suka
jika mahasiswa bimbingannya mengejar-ngejar untuk dapat sekedar tanda tangan di
laporannya atau malah sebaliknya yang mudah untuk menandatangan laporan
mahasiswanya. Tetapi satu yang pasti
dosen adalah orang berjasa pada mahasiswa yang dengan ikhlas mentransformasikan
ilmu dan pengetahuan pada mahasiswa.
Dosen merupakan manusia intelektual yang mengerti betul seluk beluk
kampus dan mahasiswanya, jadi sudah sewajarnya para mahasiswa hendaknya
mengerti dan melaksanakan apa yang diperintah dosen dalam batas akademis
tentunya. Perlu diingat bahwa setiap
dosen punya referensi hasil lapoaran ilmiah (skripsi, tesis, disertasi)
mahasiswa bimbingannya, jadi tentunya hafal betul bagaimana merumuskan, membuat
dan melaporakan hasil ilmiah mahasiswanya.
Terkadang dosen pembimbing member masukan yang sesuai dengan kemampuan
mahasiswa tersebut, misalnya dalam pemberian judul skripsi.
5. 5.
Posisikan anda sebagai yang membutuhkan
bimbingan dari dosen bukan sebaliknya
Hendaknya
sebagai mahasiswa tidak egois dalam fase ini, karena hal ini akan berakibat
fatal dengan tidak disetujuinya mahasiswa tersebut dalam sidang. Merupakan hal yang biasa jika mahasiswa yang
mengejar dosen, datang kerumah sekalian memberikan ucapan terima kasih. Bagaimanapun dosen tetap dosen yang hendaknya
dihormati. Sesibuk apapun kegiatan
mahasiwa, hendaknya dapat meluangkan waktu untuk sekedar membuat janji dengan
dosen tentang laporannya. Ingat baiknya
jangan memaksa dan mengatur pada dosen untuk janjian dimana, biarkan dosen
tersebut yang menentukan hari dan tempatnya.
Terlebih jika mendapat dosen pembimbing yang mengajar dimana-mana,
biasanya dosen luar biasa yang mengajar dibeberapa kampus.
6. 6.
Jaga silaturahmi dengan baik
Setelah
mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dalam sidang, hendaknya tetap menjaga
silaturahmi dengan dosen yang bersangkutan.
Ingat kita dapat lulus sebenarnya ada andil dari dosen membimbing yang
tugasnya membimbing, member rekomendasi untuk maju sidang dan membantu kita saat
sidang yudisium berlangsung. Seperti
pepatah bijak mengatakan “tidak ada istilah bekas/mantan pada dosen atau guru
yang telah mengajarkan ilmu pada kita, insyaAllah ilmu yang didapat akan berkah
dan bermanfaat”.
Catatan iseng,
Dudih Gustian